Sekedar cerita, liburan semester genap kemarin saya Kerja Praktek (KP) di Joint Operating Body Pertamina - Petrochina East Java (JOB P-PEJ) Tuban selama satu bulan. Di sana saya dan kelompok saya di divisi Instrument, jadi topik pembahasan yang kami ambil yaitu tentang kontrol.
JOB P-PEJ merupakan tempat pengeboran minyak di mana letak sumber minyaknya terdapat di berbagai daerah. Minyak tersebut disalurkan melalui pipa bawah tanah menuju tempat pengolahan. Minyak tersebut masih mengandung berbagai macam unsur lain sehingga perlu dilakukan berbagai macam proses sehingga di dapat minyak, air, dan gas yang murni.
Kembali ke topik pembahasan KP kami, kami mengambil proses
terakhir yaitu pada High Temperature Flare (HTF). Unsur gas yang telah melalui
filtering tadi dijual ke Gasuma dan sisanya dibuang. Pembuangan gas ini harus
dibakar terlebih dahulu karena masih mengandung senyawa H2S. H2S ini merupakan
gas beracun yang apabila langsung dibuang dapat membahayakan lingkungan
sekitar.
HTF di JOB P-PEJ |
Pembakaran gas di HTF ini memiliki batas suhu tertentu (-300
oF – 2200oF) sehingga besarnya suhu yang masuk ke HTF
harus dikontrol. Untuk mengatur besar-kecilnya suhu yang masuk yaitu
menggunakan Temperature Control Valve (TCV) di mana TCV ini dikontrol secara
otomatis dengan kontroler. Kontroler yang digunakan yaitu kontroler Azbil.
![]() |
Kontroler Azbil pada HTF |
Pada suatu kondisi tertentu, besarnya output tidak sesuai
dengan yang kita inginkan (set point) sehingga besarnya nilai P, I, dan D pada
kontroler harus diubah. Untuk mengubah nilai tersebut, para teknisi melakukan
dengan metode trial-error. Metode ini dirasa kurang efektif karena hanya
menggunakan intuisi para teknisinya sehingga kami mempunyai ide untuk merancang
kontroler dengan metode analitik.
Untuk dapat merancang kontroler, hal pertama yang harus
diketahui yaitu nilai transfer fungsi dari plant tersebut. Untuk mengetahui transfer fungsi plant
tersebut harus dengan kondisi open loop di mana TCV dikontrol secara manual.
Dari kondisi tersebut didapat grafik outputnya. Perlu diingat, ketika
pengambilan data pada kondisi open loop tersebut harus dimulai dari keadaan
sistem OFF sehingga didapat grafik transientnya. Perumusan transfer fungsi
dapat diketahui melalui grafik transient tersebut. Setelah diketahui transfer
fungsinya, maka dapat dilakukan peracangan kontroler dengan metode analitik.
Sejauh ini laporan kami baru sampai tahap pengumpulan data. Pada saat pengambilan data, terdapat beberapa kekurangan sehingga transfer fungsi tidak dapat diketahui. Kami hanya dapat menganalisa sistem pengontrolan pada HTF di sana.
![]() |
Kelompok KP divisi Electric dan divisi Instrument. (Dari kiri): Udin, Dion, Alia, Vidia, Kharina, Vinda |
No comments:
Post a Comment