Monday, 23 September 2013

On the Job Training

Sekedar cerita, liburan semester genap kemarin saya Kerja Praktek (KP) di Joint Operating Body Pertamina - Petrochina East Java (JOB P-PEJ) Tuban selama satu bulan. Di sana saya dan kelompok saya di divisi Instrument, jadi topik pembahasan yang kami ambil yaitu tentang kontrol.

JOB P-PEJ merupakan tempat pengeboran minyak di mana letak sumber minyaknya terdapat di berbagai daerah. Minyak tersebut disalurkan melalui pipa bawah tanah menuju tempat pengolahan. Minyak tersebut masih mengandung berbagai macam unsur lain sehingga perlu dilakukan berbagai macam proses sehingga di dapat minyak, air, dan gas yang murni.


Kembali ke topik pembahasan KP kami, kami mengambil proses terakhir yaitu pada High Temperature Flare (HTF). Unsur gas yang telah melalui filtering tadi dijual ke Gasuma dan sisanya dibuang. Pembuangan gas ini harus dibakar terlebih dahulu karena masih mengandung senyawa H2S. H2S ini merupakan gas beracun yang apabila langsung dibuang dapat membahayakan lingkungan sekitar.

HTF di JOB P-PEJ
Pembakaran gas di HTF ini memiliki batas suhu tertentu (-300 oF – 2200oF) sehingga besarnya suhu yang masuk ke HTF harus dikontrol. Untuk mengatur besar-kecilnya suhu yang masuk yaitu menggunakan Temperature Control Valve (TCV) di mana TCV ini dikontrol secara otomatis dengan kontroler. Kontroler yang digunakan yaitu kontroler Azbil.

Kontroler Azbil pada HTF

Pada suatu kondisi tertentu, besarnya output tidak sesuai dengan yang kita inginkan (set point) sehingga besarnya nilai P, I, dan D pada kontroler harus diubah. Untuk mengubah nilai tersebut, para teknisi melakukan dengan metode trial-error. Metode ini dirasa kurang efektif karena hanya menggunakan intuisi para teknisinya sehingga kami mempunyai ide untuk merancang kontroler dengan metode analitik.


Untuk dapat merancang kontroler, hal pertama yang harus diketahui yaitu nilai transfer fungsi dari plant tersebut. Untuk mengetahui transfer fungsi plant tersebut harus dengan kondisi open loop di mana TCV dikontrol secara manual. Dari kondisi tersebut didapat grafik outputnya. Perlu diingat, ketika pengambilan data pada kondisi open loop tersebut harus dimulai dari keadaan sistem OFF sehingga didapat grafik transientnya. Perumusan transfer fungsi dapat diketahui melalui grafik transient tersebut. Setelah diketahui transfer fungsinya, maka dapat dilakukan peracangan kontroler dengan metode analitik.

Sejauh ini laporan kami baru sampai tahap pengumpulan data. Pada saat pengambilan data, terdapat beberapa kekurangan sehingga transfer fungsi tidak dapat diketahui. Kami hanya dapat menganalisa sistem pengontrolan pada HTF di sana.

Kelompok KP divisi Electric dan divisi Instrument.
(Dari kiri): Udin, Dion, Alia, Vidia, Kharina, Vinda 

No comments:

Post a Comment