Hai.
Bulan Agustus kemaren aku pergi ke Jember untuk mendatangi nikahan temen kuliahku. Sebenernya saat itu aku dapet 2 undangan dengan waktu yang sama, tapi beda kota. So I have to choose, dan dengan segala pertimbangan yang sudah kupikirkan, akhirnya aku memutuskan dateng ke undangan yang di Jember. Bukannya pilih kasih, tapi ya mau gimana, andai aku bisa membelah diri.
Bulan Agustus kemaren aku pergi ke Jember untuk mendatangi nikahan temen kuliahku. Sebenernya saat itu aku dapet 2 undangan dengan waktu yang sama, tapi beda kota. So I have to choose, dan dengan segala pertimbangan yang sudah kupikirkan, akhirnya aku memutuskan dateng ke undangan yang di Jember. Bukannya pilih kasih, tapi ya mau gimana, andai aku bisa membelah diri.
Oke maaf, intronya kepanjangan. Hahaha.
Aku ke Jember bertiga sama temen kuliahku yang lain. Walau cuma bertiga, karena udah jauh-jauh ke sana sekalian dong jalan-jalan explore wisata dan kuliner di sana. Malamnya setelah kondangan (acaranya Sabtu malam), kita mau cari semacam angkringan namanya Wedang Cor yang di Jalan Pajajaran. Dan kita percayakan Google Maps untuk menuntun kami ke sana. Sialnya, waktu si Maps bilang bahwa kita sudah sampai di tujuan, yang ada malah rumah biasa dan ga ada apa-apanya. Hahaha. Dan karena semua udah pada capek dan ngantuk, ga mau ribut berkepanjangan akhirnya kita memutuskan balik ke penginapan.
Oiya, aku mau rekomendasiin penginapan ini, karena menurutku tempatnya bersih, nyaman, murah pula. Namanya Mitra Guest House. Tempatnya masuk ke perumahan, jadi agak sepi gitu dan kalau kalian kemalaman, portalnya udah ditutup (ga dikunci sih, jadi kalian masih bisa buka sendiri portalnya). Lokasinya dari traffic light Hotel Bandung Permai belok kanan ke Jalan Mojopahit dari arah Surabaya (Jalan Nasional III). Terus ikutin Maps lagi aja, aku ga hafal belok-beloknya, tapi ga terlalu ribet kok, hehe maafkan. Range harga mulai Rp 60.000,- sampai Rp 250.000,- dengan tipe ruangan Standard, Deluxe, Executive dan Superior. Fasilitas umumnya yaitu wifi, billiard, area santai dan halaman parkir yang aman.
Karena aku cewek sendiri, aku ambil yang Deluxe, harganya Rp 90.000,-. Di dalemnya ada spring bed susun, AC, TV LED, meja kaca, kamar mandi (non heater). Sedangkan 2 temenku ambil ruangan Executive dengan harga Rp 120.000,- (non breakfast). Isinya hampir sama sih sama Deluxe cuma bedanya tipe ini ada 2 single bed dan kamar mandinya pake heater. Berhubung waktu itu aku belum kepikiran untuk review, jadi aku ga punya foto-fotonya deh.
![]() |
Ini foto aku ambil dari websitenya Mitra Guest House (tampak depan) |
Besok paginya setelah check out, kita mau sarapan dan lanjut jalan-jalan. Dengan mengandalkan informasi di internet, kami coba sarapan di Pecel Gudeg Lumintu di Jalan Kertanegara. Daaan setelah agak muter-muter karena ternyata ada jalan yang dipake Car Free Day, nemu juga deh yang dicari. Tempatnya cukup luas kayak rumah makan/depot sederhana gitu. Rameeee banget (mungkin karena hari Minggu), tapi ternyata pelayanannya cukup cepet. Aku lupa menunya ada apa aja, tapi kedua temenku pesen pecel gudeg dan aku pecel ayam. Pecel gudeg juga ada ayamnya, tapi ayam yang di pecel ayam lebih besar. Jadi jatuhnya harganya sama. Biar simple minumnya teh anget semua. Total semuanya Rp 73.000,- kalo ga salah sama nambah kerupuk. Rasanya enak, bumbu pecelnya ga pedes sih kalo kata pelayanannya, tapi menurut lidahku (yang sangat super peka terhadap pedas) masih agak pedes. Wkwkwk. Aku sempat foto yang pecel ayam, tapi yang pecel gudeg engga. Huhu. Oiya itu ayamnya ketutup sama bumbu pecel, jadi ga kelihatan.
![]() |
Pecel Ayam Lumintu Jember |
Setelah kenyang, kita lanjut jalan-jalan. Setelah bingung cari-cari tempat wisata, akhirnya kita memutuskan ke Teluk Love. Lokasinya di daerah Ambulu, searah sama Pantai Papuma, cuma waktu di pertigaan kalo mau ke Papuma belok kanan, nah kalo ke Teluk Love lurus aja. Teluk Love ini termasuk di daerah Pantai Payangan. Lautnya baguuus, so blue, ombaknya gede, pesisir pantainya ga datar jadi kalo mau main air harus agak turun gitu, cukup bahaya sih menurutku.
Pantai Payangan Jember
Video di atas kurang membantu ya buat kalian membayangkan gimana bentuk pantainya berdasarkan deskripsiku? Harap maklum, amatiran. Hihihi. Di video kan ada 3 bukit, yang di depan kita, yang di tengah laut dan yang di belakang. Nah kalo mau lihat penampakan "love"nya, kalian harus naik ke puncak bukit yang pertama, yang mau kita tuju. Sebelum naik ke bukit kita harus bayar tiket masuk Rp 5.000,- per orang, cukup murah dan worth it karena tempat ini cukup terawat dan juga ada hiasan warna-warni kekinian. Meskipun waktu itu hari Minggu tapi ga terlalu banyak pengunjung. Medannya aman untuk wisatawan karena tinggal naik tangga aja, walau di beberapa titik masih harus cari pijakan batu sendiri, jadi kalian tetap harus hati-hati. Perjalanan kita kurang lebih setengah jam sampe puncak itupun santai banget udah beberapa kali istirahat dan foto-foto. Hahaha. Pemandangan di perjalanan menuju puncak ga kalah bagus sama Teluk Love itu sendiri.
Waktu udah sampe puncak, kita ga lama turun karena tempatnya ga seluas yang kubayangkan dan pemandangannya ga banyak yang bisa dijadikan objek selain Teluk Love (atau emang aku aja yang ga ada insting fotografer, haha). Oiya, di bukit itu ternyata juga ada monyet yang masih kurang friendly dengan manusia, seingetku sih cuma nemu satu waktu perjalanan turun.
Pantai Payangan
![]() |
Sebelah kiri pintu masuk bukit menuju Teluk Love |
Perjalanan menuju puncak bukit
![]() |
Teluk Love |
Udah deh, setelah turun kita balik ke mobil dan pulang (FYI, parkir mobilnya Rp 15.000,-). Begitulah pengalamanku dan temen-temen waktu main ke Jember. Kita sangat bergantung dengan Google Maps ke manapun karena ga ada yang berpengalaman tinggal di Jember. Wkwkwk. Semoga tulisan ini cukup bisa memberikan informasi ya. Maafkan kalo banyak info yang kurang jelas dan banyak lupa karena emang ga persiapan sama sekali untuk review. Terima kasih sudah membaca.
Have a nice day!
No comments:
Post a Comment