Friday, 16 March 2018

Puspita

Hai.
Pagi tadi aku dikagetkan dengan chat dari sepupuku yang mengabarkan bahwa Puspita meninggal. Wait, siapa Puspita? Puspita adalah seekor kucing betina yang sudah 3 tahun ini ada di rumahku.
Suatu hari di Bulan Februari tiga tahun yang lalu, ada seekor kucing kampung tiba-tiba datang ke rumah dalam keadaan hamil. Dia ga pergi-pergi. Akhirnya aku memberinya makan seadanya, kukasih citos pun dia doyan, mungkin saking laparnya. Entahlah. 
Puspita
Setelah beberapa hari/minggu akhirnya aku dan omku memutuskan untuk rutin memberinya makan. Ya, kami hanya memberinya makan, ga pernah memberi vaksin yang macam-macam atau bahkan hanya mandiin dia (untuk ukuran kucing kampung, dia termasuk bersih karena sering jilat-jilat badannya sendiri). Dibeliin kandang ga betah meong-meong terus minta keluar. Pup/buang air kecil pun ga pernah di dalam rumah, mungkin karena sudah lama hidup di jalan. Eh pernah sih beberapa kali itupun karena kepepet ga bisa keluar rumah. Karena itu, aku ga pernah mengizinkan dia masuk ke kamar-kamar dan ga pernah kupeluk apalagi cium, paling cuma dielus-elus saja.
Singkat cerita, total sudah 5 kali dia hamil dan melahirkan di rumahku. Anaknya ada yang mati atau dibuang. Gitu ya ga kapok bikin anak lagi. Hmmm. Pokoknya kalau dia lagi hamil besar dan mau melahirkan, ngerepotinnya minta ampun. Dia mulai cari tempat nylempit yang gelap dan tertutup, biasanya di dalam lemari atau kolong tempat tidur. Jelas dimarahin lah. Hahaha. Padahal aku dan omku sudah berusaha menyediakan tempat yang lebih layak, di kardus besar dan dialasi kain. Tapi dia ga mau, mungkin ga nyaman atau kurang private ya menurutnya. Akhirnya dia menemukan sendiri yaitu di bak kamar mandi kosong (sudah ga pernah dipakai) dan di pojokan gudang.

Puspita baru melahirkan di bak kamar mandi
Tapi beberapa hari kemarin Puspita kok ga pulang-pulang. Walaupun dia bukan tipe kucing rumahan, paling tidak dia selalu kelihatan pada malam hari, entah menemaniku makan, tidur di kolong kursi atau menyusui anaknya. Dugaan pertama sih, dia berniat untuk menyapih anaknya karena sudah cukup besar.
Puspita menyusui anak-anaknya

Sampai tadi pagi waktu ketika tanteku melewati salon dekat rumah (selisih 4 rumah dari rumahku), dia mencium bau bangkai. Dia cerita ke omku dan omku ngecek ke lokasi. Dan coba tebak apa yang ditemukan? Ya, bangkai kucing yang sudah membusuk. Mungkin ga bisa dipastikan 100% bahwa itu Puspita, tapi kemungkinan besar memang iya. Warna bulunya yang membuatku yakin bahwa itu dia, meski kepalanya tinggal tengkorak dan badannya sudah ga utuh. Ah, bahkan aku ga tega untuk menampilkan gambarnya. Perkiraan sudah sekitar seminggu dia meninggal, entah tertabrak atau keracunan.

Pus, walau kadang aku sebel sama kamu, tapi masih lebih banyak sayangnya kok. Aku akan selalu ingat jiwa keibuanmu. Semua akan rindu sama tatapan melasmu. Kalau itu benar kamu, semoga kamu tenang dan bahagia bertemu anak-anakmu yang sudah pergi duluan. Kalau itu bukan kamu, pulango. Kalau kamu udah diambil orang lain, semoga kamu sehat dan dirawat baik. Maaf ya kalau aku ada salah. ❤

No comments:

Post a Comment