Friday, 10 August 2018

Dosa Ga Sih?

Hai.
Mungkin bagi sebagian besar orang, salah satu anugerah terbesar yang patut disyukuri yaitu ketika kita bisa hidup dekat dengan keluarga, terutama bagi mereka yang ternyata harus sekolah/bekerja di lain daerah/kota/negara. Memang enak sih, karena akan selalu ada orang yang siap sedia membantu jika kita butuh pertolongan. Tapi salah ga sih kalau aku pengen hidup jauh dari keluarga? Apa aku termasuk orang-orang yang ga bersyukur?

Keluarga yang kumaksud di sini bukan istri/suami dan anak loh yaa, jadi yang kumaksud adalah orang tua.

But wait, don't judge me too soon. Aku punya alasan yang menurutku masuk akal kenapa aku sampai punya keinginan seperti itu. Dari lahir sampai kuliah, aku tinggal di Surabaya. Kerja pun alhamdulillah rejekinya dapet di Surabaya. Aku masih bersyukur kok, karena bisa menghemat biaya kos dan berbagai macam keperluan lain layaknya perantau. Tapi aku pengen mecoba hidup mandiri. Jaman sekarang, dengan adanya internet, istilah "jauh" itu ga benar-benar jauh (it's not about the distance anyway). Lagi pula, jauh dari keluarga bukan berarti kita ga punya siapa-siapa yang bisa membantu sewaktu-waktu. Masih ada teman kos, tetangga di wilayah domisili kita, teman kuliah/kerja, dan lain-lain. Tergantung gimana kita bersosialisasi aja.

Entah ini hanya pembelaanku aja, tapi aku merasa selama di rumah aku ga bisa berkembang karena aku berada di zona nyaman. Aku banyak males-malesan. Aku merasa ga wajib melakukan ini itu karena ada yang akan melakukannya juga. Contoh ketika ada banyak cucian piring, bukannya aku ga mau, aku cenderung menunda apa yang sebenarnya sudah aku niatkan. Tapi sebelum niat itu terlaksana, sudah ada yang mengambil alih (jadi enak kan, hahaha). Beda halnya kalau aku hidup sendiri, kalau bukan aku yang mencuci piring, maka piring-piring tersebut akan terus kotor.

Tapi, gimana kalau orang tua (ibu) kita yang ga mau kita jauh dari mereka? FYI, ibuku seorang single parent, tapi kita ga cuma tinggal bertiga (sama adikku), tapi juga ada omku sekeluarga. Jadi sebenarnya bukan masalah besar kalau aku jauh dari beliau. Bukan karena aku ga sayang atau ga mau merawat orang tua, yaah walaupun sejujurnya aku juga kadang kurang cocok sama beliau karena kami memiliki sifat yang sama, jadi sering crash gitu. Sebenarnya sih wajar ya, tinggal kita aja yang harus saling memaklumi. Tapi, aku juga butuh untuk mengembangkan diriku, karena selain melatih mandiri, hidup di luar zona aman bisa membuat lebih open minded (oke yang ini mungkin sedikit klise, wkwk).

Jadi sebenarnya salah ga sih kalau aku pengen merasa damai dan live my own life? Durhaka ga sih aku punya pikiran seperti itu? Atau ternyata aku hanya lari dari masalahku sendiri?


No comments:

Post a Comment