Hai.
Sehubungan dengan aku yang mulai iseng-iseng nulis, kali ini aku mau berbagi pengalaman nih. Mumpung sekarang lagi musimnya cari tempat kuliah (agak telat sih ya?).
Mayoritas dari kita pasti pernah mengalami bingung mau kuliah di mana nanti. Apalagi dengan banyaknya mba-mba mas-mas dari bebagai macam kampus yang dateng ke sekolah buat promosiin jurusan-jurusannya. Namanya juga promosi, pasti diiming-iming gimana enaknya kuliah di jurusan mereka. Dan jadilah kita-kita ini makin bingung.
"Pengen deh kuliah di jurusan X."
"Tapi jurusan Y juga asik tuh kayaknya."
"Eh kok aku juga tertarik sama jurusan Z ya?"
Begitu pula aku. Flashback ke jaman aku baru lulus SMA, aku juga belum tau mau kuliah di mana. Passion juga ga jelas, cita-cita apalagi. Yang aku tau hanya aku ga akan kuliah yang terlalu banyak hafalan. Udah.
Apakah menentukan jurusan itu harus sesuai passion? Atau kemampuan?
Ini juga masih jadi pertanyaan buatku.
Oiya, aku kasih tau dulu ya. Sebenernya dari kecil aku pengen jadi dokter gigi. Apalagi lihat banyak sodara aku yang juga berprofesi sebagai dokter gigi, aku jadi makin interest.
Tapi sampe aku SMA, aku menyadari satu hal. Jadi dokter gigi pasti mayoritas ilmunya tentang biologi kan? Sedangkan Biologi adalah pelajaran yang banyak hafalannya. Satu-satunya materi biologi yang paling aku suka yaitu tentang Genetika, itupun karena ga pure hafalan. Itu tuh, yang misalnya orang tinggi berambut lurus dikawinkan dengan orang pendek kurang tinggi berambut keriting, kemungkinan anaknya bakal kayak gimana.
Ditambah lagi alasan yang lebih menguatkan adalah, nilai biologiku selama SMA ga pernah dapet 8. See? Aku jadi makin ga yakin, apalagi biaya kuliahnya ga murah. Aku ga mau aja memaksakan suatu hal yang aku ga yakin bakalan mampu.
Tapi bukan ini yang mau aku tekankan di sini.
Singkat cerita, aku keterima di Teknik Elektro di salah satu politeknik negeri, setelah aku ga keterima SNMPTN Tulis (kalo sekarang namanya SBMPTN). Dan, sebenernya, aku sih ga terlalu yang gimana banget sama jurusan ini, cuma kalo aku lihat prospek kerjanya cukup menjanjikan.
Di awal-awal kuliah aku masih yang asal kuliah aja (dilihat dari catetan aku yang super berantakan dan ga jelas di semester 1 & 2). Aku ikut organisasi, ngejain tugas dari dosen, ikut ujian. Tapi ya gitu-gitu aja, belum dapet feelnya. Aku baru ngerasa kalo ternyata aku udah menyia-nyiakan kesempatan yang aku dapet itu ketika menginjak semester 7. Telat banget kan? Ketika aku melihat temen-temenku selalu berhasil buat aku kagum, mereka bisa begitu, kok aku gini-gini aja? Kemana aja aku selama ini? Padahal IP-ku tiap semesternya ga jelek-jelek amat, ga pernah di bawah 3. Memang aku pernah menyontek, tapi aku juga belajar dan paham beberapa mata kuliah. But, why?
So, you guys get the point? Aku hanya paham sebagian materi tapi ga benar-benar paham dengan konsep dasarnya. Ibarat matematika kalau kita paham rumus dan konsep, kita tetap bisa mengerjakan soal dengan berbagai modifikasi. Jadi, sebagus apapun nilai kamu, walaupun jurusan dan almamatermu keren dan menjanjikan, kalo kamu sendiri ga bisa apa-apa, ya kamu ga bisa jadi apa-apa. Aku aja mau lanjut S2 mikir-mikir, apa aku bisa? Apa aku mampu? Aku ngerasa kalo basic elektro aku sangat kurang. Dan di kerjaan aku sekarang ini, aku juga ngerasa not that capable dengan background aku. Malu banget rasanya.
Jadi, intinya curhatan aku ini, ketika kamu udah terlanjur keterima di jurusan yang bukan keinginanmu (dan ga memungkinkan untuk ngulang tes tahun depannya), sekalian aja diseriusin. Toh kan juga diajari dari awal, karena kalo cuma setengah-setengah ntar jadinya kayak aku. Huhuhu.
Belajarlah mencintai yang sudah jadi pilihanmu, sebelum terlambat. Kamu sendiri kan yang milih itu jadi pilihan kedua?
No comments:
Post a Comment