Hai.
Beberapa bulan yang lalu aku ke Malang. Perjalanan kali ini cukup singkat, berangkat pagi pulang siang. Berdua aja sama adekku yang emang pengen banget ke Jodipan. Maklum lah doi masih remaja jadi suka hunting temat-tempat kekinian. Hahaha.
Rencananya sih kita berangkat subuh naik Kereta Api Penataran dari Stasiun Gubeng Lama menuju Stasiun Malang, kalau ga salah harga tiketnya sekitar Rp 15.000,- begitu pula nanti waktu pulang ke Surabaya. Tapi karena ketinggalan kereta (karena jadwal keberangkatan yang kulihat di internet adalah jadwal lama sedangkan jadwal yang baru waktu keberangkatannya dimajukan) akhirnya kita naik Kereta Api Bima berangkat pukul 06.20 sampai Stasiun Malang pukul 08.15. Tetep dong pilih yang ekonomi, hahaha, harganya sekitar Rp 60.000,- tapi worth it dengan fasilitasnya karena tempat duduknya nyaman dan ACnya dingin sampai bikin ngantuk, hahaha. Sesampainya di Stasiun Malang kita langsung beli tiket pulang, sayangnya tiket kita kehabisan tiket KA Penataran jadinya kita naik KA jarak jauh lagi deh yang ekonomi. Aku lupa nama keretanya, yang jelas berangkat sekitar setengah dua belas dan sampai Stasiun Gubeng sekitar jam dua siang. Harga dan fasilitas sama kayak KA Bima.
Kampung Warna-Warni ini sendiri letaknya ga jauh dari Stasiun Malang, kata Maps sih jaraknya sekitar 700 meter atau kurang lebih 10 menit jalan kaki. Dari stasiun kita tinggal jalan ke arah .... selatan kali ya, entahlah aku ga ngerti, pokoknya dari pintu keluar belok kiri jalan aja terus sampai ada pertigaan terus ke kanan nah dari jembatan nanti bakal kelihatan kampung warna-warninya.
Ada 2 pintu masuk yaitu yang ke Kampung Tridi (tiket masuk Rp 2.000,-) dan Kampung Warna-Warni (tiket masuk Rp 2.500,-). Di dalamnya seharusnya ada jembatan yang menghubungkan 2 tempat itu jadi kita ga perlu bayar tiket masuk 2 kali, tapi waktu itu lagi diperbaiki jadi kita harus keluar dulu dari Kampung Tridi dan masuk lagi lewat pintu masuk Kampung Warna-Warni. Di Kampung Tridi lebih banyak lukisan-lukisan 3D sedangkan di Kampung Warna-Warni lebih ke spot-spot yang instagram-able contohnya payung-payung yang digantung di atas, topeng-topeng, tembok pink-biru, ada juga lukisan 3D dan lain-lain. Namanya kampung, jelas di dalamnya banyak rumah-rumah warga yang cukup padat dan jalan yang cukup mbulet, tapi tenang aja udah disediakan petunjuk jalannya. FYI, Kampung Tridi lebih mbulet daripada Kampung Warna-Warni, mungkin karena lebih banyak rumah-rumah warganya.
Waktu setengah hari aja udah cukup banget buat explore tempat wisata ini. Dan simple banget ga ada yang perlu dipersiapkan kecuali uang transport dan makan/minum. Atau kalian juga bisa bawa sendiri dari rumah biar lebih hemat. Oiya, perlu juga bawa payung biar ga kepanasan atau kehujanan. Berikut beberapa foto yang kuambil sendiri waktu jalan-jalan ke Jodipan (mayoritas sih di Kampung Warna-Warni, jadi lukisan-lukisan 3D-nya ga ada. Hehe).
Waktu setengah hari aja udah cukup banget buat explore tempat wisata ini. Dan simple banget ga ada yang perlu dipersiapkan kecuali uang transport dan makan/minum. Atau kalian juga bisa bawa sendiri dari rumah biar lebih hemat. Oiya, perlu juga bawa payung biar ga kepanasan atau kehujanan. Berikut beberapa foto yang kuambil sendiri waktu jalan-jalan ke Jodipan (mayoritas sih di Kampung Warna-Warni, jadi lukisan-lukisan 3D-nya ga ada. Hehe).
No comments:
Post a Comment