Hai.
Jaman sekarang, internet udah jadi makanan sehari-hari. Siapapun bisa mengakses internet hanya dengan bermodal HP/laptop dan paket data, syukur-syukur kalo ada area Free WiFi. Di Indonesia aja pengguna internetnya sebesar 50.4% dari total populasi penduduk (berdasarkan Internet World Stats, per 30 Juni 2017) dan termasuk urutan ke-5 negara dengan pengguna internet terbanyak, yaitu 139.111.185 jiwa.
![]() |
| Top 10 Negara dengan Pengguna Internet Terbanyak - 2017 |
Pengguna internet itu sendiri biasa disebut dengan netizen, yang berasal dari kata internet dan citizen (warga). Definisi lebih lengkapnya bisa baca di sini.
--------------------***--------------------
Di tulisan ini aku mau fokus ke netizen Indonesia aja, tapi mungkin lebih ke masyarakat biasa (bukan selebgram/public figure, dll). Berdasarkan analisa sotoy-ku, netizen dibagi jadi 2 yaitu netizen pasif dan aktif. Netizen aktif ini sendiri dibagi lagi jadi 2, yaitu netizen aktif positif dan netizen aktif negatif.
Pertama yang mau kubahas adalah netizen pasif atau istilahnya silent readers. Mereka online setiap saat, tapi ga kelihatan karena tidak meninggalkan jejak (update, komentar, share, dll). Sekalinya update/komen/share pun isinya hal-hal yang ga menimbulkan kontroversi atau perdebatan dan pastinya udah dipikirkan matang-matang.
Kalo netizen aktif adalah pengguna internet yang suka mengungkapkan pendapat atau diskusi di forum terbuka. Kenapa dibagi jadi 2? Karena netizen tipe ini bisa menimbulkan efek baik maupun buruk berdasarkan isi yang disampaikan.
Dalam forum diskusi, netizen aktif-positif akan benar-benar fokus terhadap bahan diskusi, bahasanya pun sopan, ga memojokkan pihak lain dan ga mudah tersulut emosi. Kalau ada perbedaan pendapat mereka ga langsung nge-judge mereka salah-aku benar. Pun dalam berkomentar atau memberi kritik/menasehati orang yang dinilai salah, mereka ga akan serta merta ngomel dan ngatain orang yang (dinilai) salah itu. Mereka paham bahwa mengingatkan hal baik itu tidak perlu dengan membuat malu orang tersebut.
Naaah, yang satu ini nih yang bahaya, yaitu netizen aktif-negatif. Orang-orang ini biasanya menelan mentah-mentah berita yang beredar tanpa cari tau bener atau hoax (atau bahkan cuma baca headline aja) tapi paling rame komen sana-sini, share sana-sini. Dan lucunya mereka jadi beramtem sendiri sama orang yang bahkan ga mereka kenal. Sekalipun ada berita bagus kadang masih ada aja dari netizen tipe ini yang nyinyir, apalagi berita buruk, duuuh ngatainnya udah kayak orang ga punya dosa. Kalo dikasih tau pasti ada aja jawabannya.
"Suka-suka gue dong mau komen apa, akun punya gue ini".
"Kalo ga mau dikritik jangan jadi artis".
"Gue ngasih masukan biar doi lebih baik lagi".
Sebenernya udah ada solusinya sih, dengan dilaporkan ke pihak berwajib atas pelanggaran UU ITE. Tapi walau orang-orang ini bisa dilacak, jumlahnya terlalu banyak untuk dicari satu per satu, belum lagi yang fake account. Yang kayak gini sih kembali ke pribadi masing-masing ya, aku juga ga ngerti gimana mengatasinya.
Sebenernya, netizen ini ga selamanya buruk sih, contohnya waktu ada kasus ada muda-mudi yang ngasih minum miras ke binatang di Taman Safari, menurutku itu juga berkat para netizen yang bikin viral video tersebut. Selain itu, mereka kalo urusan bikin tranding topic pasti juaranya, contohnya "Om Telolet Om". Dan juga ada cerita lucu sih di beberapa waktu pas lagi musimnya beauty pageant atau kontes kecantikan. Misalnya ada salah satu wakil Indonesia post foto di Instagram sama finalis lain dan di-tag, pasti nanti di foto Instagram finalis tersebut ada yang komen "Hello from Indonesia". Juga waktu wakil dari Indonesia, Kevin Liliana, memenangkan kontes Miss Internatioanal 2017. Kan lagi acara pemotretan 5 besar Miss International 2017, kebetulan salah satu runner up dari Jepang lagi live Instagram, nah yang komen kebanyakan orang Indonesia dan pada nanyain "Where is Kevin?", yang ini sih agak ga sopan sih menurutku. Tapi ini membuktikan sebenernya kalo "suara" mereka bisa jadi positif kalo digiring ke arah yang benar.
Netizen Indonesia sebenernya pinter-pinter, ngerti mana yang baik dan buruk, cuma cara penyampaiannya yang beda-beda. Usia dan tingkat pendidikan ga bisa dijadikan patokan orang itu tergolong netizen tipe apa, karena ada juga anak kecil tapi bisa bijak menggunakan social media, dan sebaliknya, seorang sarjana tapi ga segan berkomentar kasar.
Jadi sebenernya gampang sih jadi netizen yang baik. Cukup tau etika berpendapat dan jangan gampang kesulut emosi atau yang biasa disebut sumbu pendek. Jadi netizen aktif itu bagus, tapi tolong gunakan "suara" kalian dengan bagus juga. Pikirkan dulu sebelum update/komentar/share apapun, karena yang namanya udah dipublish itu berarti udah jadi konsumsi publik. Ini berlaku untuk semua orang pengguna internet, termasuk aku sendiri dan selebgram/public figure. Dan jangan gampang percaya dengan berita yang ada karena sekarang ini banyak media-media yang ga netral dan ga jelas sumbernya.
Gampang, kan? ;)
Kalo netizen aktif adalah pengguna internet yang suka mengungkapkan pendapat atau diskusi di forum terbuka. Kenapa dibagi jadi 2? Karena netizen tipe ini bisa menimbulkan efek baik maupun buruk berdasarkan isi yang disampaikan.
Dalam forum diskusi, netizen aktif-positif akan benar-benar fokus terhadap bahan diskusi, bahasanya pun sopan, ga memojokkan pihak lain dan ga mudah tersulut emosi. Kalau ada perbedaan pendapat mereka ga langsung nge-judge mereka salah-aku benar. Pun dalam berkomentar atau memberi kritik/menasehati orang yang dinilai salah, mereka ga akan serta merta ngomel dan ngatain orang yang (dinilai) salah itu. Mereka paham bahwa mengingatkan hal baik itu tidak perlu dengan membuat malu orang tersebut.
Naaah, yang satu ini nih yang bahaya, yaitu netizen aktif-negatif. Orang-orang ini biasanya menelan mentah-mentah berita yang beredar tanpa cari tau bener atau hoax (atau bahkan cuma baca headline aja) tapi paling rame komen sana-sini, share sana-sini. Dan lucunya mereka jadi beramtem sendiri sama orang yang bahkan ga mereka kenal. Sekalipun ada berita bagus kadang masih ada aja dari netizen tipe ini yang nyinyir, apalagi berita buruk, duuuh ngatainnya udah kayak orang ga punya dosa. Kalo dikasih tau pasti ada aja jawabannya.
"Suka-suka gue dong mau komen apa, akun punya gue ini".
"Kalo ga mau dikritik jangan jadi artis".
"Gue ngasih masukan biar doi lebih baik lagi".
Sebenernya udah ada solusinya sih, dengan dilaporkan ke pihak berwajib atas pelanggaran UU ITE. Tapi walau orang-orang ini bisa dilacak, jumlahnya terlalu banyak untuk dicari satu per satu, belum lagi yang fake account. Yang kayak gini sih kembali ke pribadi masing-masing ya, aku juga ga ngerti gimana mengatasinya.
Sebenernya, netizen ini ga selamanya buruk sih, contohnya waktu ada kasus ada muda-mudi yang ngasih minum miras ke binatang di Taman Safari, menurutku itu juga berkat para netizen yang bikin viral video tersebut. Selain itu, mereka kalo urusan bikin tranding topic pasti juaranya, contohnya "Om Telolet Om". Dan juga ada cerita lucu sih di beberapa waktu pas lagi musimnya beauty pageant atau kontes kecantikan. Misalnya ada salah satu wakil Indonesia post foto di Instagram sama finalis lain dan di-tag, pasti nanti di foto Instagram finalis tersebut ada yang komen "Hello from Indonesia". Juga waktu wakil dari Indonesia, Kevin Liliana, memenangkan kontes Miss Internatioanal 2017. Kan lagi acara pemotretan 5 besar Miss International 2017, kebetulan salah satu runner up dari Jepang lagi live Instagram, nah yang komen kebanyakan orang Indonesia dan pada nanyain "Where is Kevin?", yang ini sih agak ga sopan sih menurutku. Tapi ini membuktikan sebenernya kalo "suara" mereka bisa jadi positif kalo digiring ke arah yang benar.
--------------------***--------------------
Netizen Indonesia sebenernya pinter-pinter, ngerti mana yang baik dan buruk, cuma cara penyampaiannya yang beda-beda. Usia dan tingkat pendidikan ga bisa dijadikan patokan orang itu tergolong netizen tipe apa, karena ada juga anak kecil tapi bisa bijak menggunakan social media, dan sebaliknya, seorang sarjana tapi ga segan berkomentar kasar.
Jadi sebenernya gampang sih jadi netizen yang baik. Cukup tau etika berpendapat dan jangan gampang kesulut emosi atau yang biasa disebut sumbu pendek. Jadi netizen aktif itu bagus, tapi tolong gunakan "suara" kalian dengan bagus juga. Pikirkan dulu sebelum update/komentar/share apapun, karena yang namanya udah dipublish itu berarti udah jadi konsumsi publik. Ini berlaku untuk semua orang pengguna internet, termasuk aku sendiri dan selebgram/public figure. Dan jangan gampang percaya dengan berita yang ada karena sekarang ini banyak media-media yang ga netral dan ga jelas sumbernya.
Gampang, kan? ;)

No comments:
Post a Comment